Pesantren telah lama menjadi garda terdepan dalam membentuk generasi penerus bangsa yang tidak hanya berilmu, tetapi juga memiliki karakter kuat dan semangat pengabdian diri kepada masyarakat dan negara. Konsep pengabdian diri ini merupakan nilai luhur yang ditanamkan sejak dini dalam setiap santri, di mana ilmu yang didapatkan haruslah bermanfaat bagi umat. Dengan berlandaskan pada nilai-nilai Islam, santri dididik untuk mewujudkan pengabdian diri dalam berbagai bidang, menjadi agen perubahan positif di tengah masyarakat.
Nilai pengabdian diri di pesantren bukanlah sekadar teori, melainkan sebuah praktik yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari dan kurikulum. Santri diajarkan bahwa ilmu adalah amanah yang harus disampaikan dan diamalkan. Hal ini terlihat dari berbagai kegiatan yang melibatkan mereka dalam interaksi langsung dengan masyarakat. Misalnya, banyak pesantren mewajibkan santri senior untuk melakukan program pengabdian masyarakat
atau kuliah kerja nyata (KKN)
di desa-desa terpencil. Dalam program ini, santri bisa mengajar TPA, memberikan penyuluhan agama, membantu kegiatan sosial, atau bahkan mengembangkan potensi ekonomi lokal. Salah satu program pengabdian yang sukses dilakukan oleh santri dari Pesantren Sidogiri pada Januari 2025 adalah program sanitasi air bersih di desa-desa terpencil di Madura, yang berhasil memberikan akses air bersih kepada lebih dari 500 keluarga.
Selain itu, pengabdian diri juga diwujudkan melalui peran aktif santri dalam berbagai organisasi dan kegiatan sosial di dalam maupun di luar pesantren. Mereka belajar menjadi relawan, mengorganisir acara amal, atau terlibat dalam kampanye kepedulian lingkungan. Jiwa tolong-menolong dan kepedulian terhadap sesama adalah karakter yang secara konsisten dibangun. Konsep ukhuwah Islamiyah
(persaudaraan Islam) yang kuat di pesantren juga mendorong santri untuk senantiasa peduli dan berbagi dengan sesama. Mereka diajarkan untuk tidak hidup individualistis, melainkan sebagai bagian dari sebuah komunitas yang saling mendukung.
Karakter Islam yang kuat, seperti kejujuran, disiplin, amanah, dan kerendahan hati (tawadhu'
), menjadi bekal utama bagi santri dalam pengabdian diri mereka. Seorang santri yang jujur akan dipercaya masyarakat, seorang santri yang disiplin akan mampu mengorganisir program dengan baik, dan seorang santri yang rendah hati akan mudah diterima oleh semua kalangan. Nilai-nilai ini tidak hanya diajarkan melalui ceramah, tetapi juga dipraktikkan melalui rutinitas harian yang ketat di pesantren. Pada peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober 2024, Kementerian Agama RI secara khusus mengapresiasi peran santri dalam pembangunan karakter bangsa dan kontribusi mereka dalam berbagai sektor.
Dengan demikian, pesantren adalah tempat di mana santri tidak hanya diasah otaknya dengan ilmu, tetapi juga dibentuk hatinya dengan nilai-nilai Islam. Dari sinilah lahir generasi yang memiliki kesadaran pengabdian diri yang tinggi, siap berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa dan negara, dengan bekal karakter Islam yang kokoh dan tak tergoyahkan.